Senin, 12 November 2012

PERAWATAN INFUS

A.    Definisi
Perawatan infus adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada tempat pemasangan infus.
Perawatan infus adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi lokal atau infeksi pada pasien yang menggunakan infus.

B.    Tujuan
1.    Mencegah terjadinya infeksi
2.    Mencegah terjadinya flebitis pada tindakan pemasangan infus
3.    Menghindari adanya pendarahan
4.    Menghindari adanya pembengkakan

C.    Indikasi
    Pasien yang mengalami ketidaknyamanan pada tempat pemasangan infus
    Pasien yang terpasang infus

D.    Alat yang digunakan
1.    Pinset anatomi steril : 2 buah
2.    Kasa steril
3.    Sarung tangan steril
4.    Gunting plester
5.    Plester / hipavix
6.    Lidi kapas
7.    Alcohol 70% / wash bensin dalam tempatnya
8.    Iodine povidon solution 10% / sejenis
9.    Penunjuk waktu
10.    NaCl 0,9 %
11.    Bengkok 2 buah, satu berisi cairan desinfektan

E.    Prosedur Tindakan
1.    Mengatur posisi pasien (tempat tusukan infus terlihat jelas)
2.    Memakai sarung tangan
3.    Membasahi plester dengan alcohol / wash bensin dan buka balutan dengan menggunakan pinset
4.    Membersihkan bekas plester
5.    Membersihkan daerah tusukan & sekitarnya dengan NaCl
6.    Mengolesi tempat tusukan dengan iodine cair / zalf
7.    Menutup dengan kassa steril dengan rapi
8.    Memasang plester penutup
9.    Mengatur tetesan infus sesuai program

F.    Faktor Yang Mempengaruhi Tetesan Infus
1.    Posisi lengan klien terkadang bisa menurunkan aliran infus. Sedikit pronasi, supinasi, ekstensi, atau elevasi lengan dengan bantal dapat meningkatkan aliran
2.    Posisi dan kepatenan selang infus (aliran berbanding langsung dengan diameter selang)
3.    Aliran akan lebih cepat melalui kanula dengan diameter besar, berlawanan dengan kanul kecil
4.    Posisi botol infus menaikkan ketinggian wadah infus dapat memperbaiki aliran yang tersendat-sendat (aliran berbanding langsung dengan ketinggian bejana cairan)
5.    Larutan / cairan yang dialirkan (aliran berbanding terbalik dengan viskositas cairan)
6.    Larutan intravena yang kental seperti darah, membutuhkan kanula lebih besar dibandingkan dengan air atau larutan salin
7.    Panjang selang (aliran berbanding terbalik dengan panjang selang). Menambah panjang selang pada jalur IV akan menurunkan aliran 

G.    Cara Penghitungan Cairan Infus
Mengatur ketepatan aliran dan regulasi infus adalah tanggung jawab perawat. Masalah yang dapat muncul apabila perawat tidak memperhatikan regulasi infus adalah hipervolemia hipovolemia. Dalam menentukan tetesan infus, perawat perlu memperhatikan factor tetesan yang akan digunakan. Factor tetesan yang sering digunakan adalah :
    Perhitungan Tetesan Infus
1.    Tetesan Makro : 1cc = 15 tetes
Rumus :
Tetesan per menit = Jumlah cairan yang dimasukkan (cc)
Lamanya infus (jam) x 4
2.    Tetesan Mikro : 1cc = 60 tetes
Rumus :
Tetesan per menit = Jumlah cairan yang dimasukkan (cc)

Untuk menagtur tetesan infus, perawat harus mengetahui volume cairan yang akan dimasukkan dan waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskancairan infus. Penghitungan cairan yang sering dilakukan penghitungan millimeter per jam (ml / h) dan penghitungan tetes per menit.
Millimeter per jam
Contoh :
3000 ml di infuskan dalam 24 jam, maka jumlah millimeter per jamnya adalah sebagai berikut
3000 / 24 = 125 ml / h
Tetes per menit
Contoh :
1000 ml dalam 8 jam, factor tetesan 20
1000 x 20 / 8 x 60 = 41 tetes per menit (tpm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar