Selasa, 13 November 2012

KONSEP ISOLASI SOSIAL

A.    PENGERTIAN
Menurut Townsend, M.C (1998:152) isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi dirinya. Sedangkan menurut DEPKES RI (1989: 117) penarikan diri atau withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap.
Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito ,L.J, 1998: 381).
Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988 : 423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam kegagalan.

B.    TANDA DAN GEJALA
Menurut Towsend M.C (1998:192-193) dan Carpenito L.J (1998:381) Isolasi social : menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :
a.    kurang spontan
b.    apatis
c.    ekspresi wajah tidak berseri
d.    tidak memperhatikan kebersihan diri
e.    komunikasi verbal kurang
f.    menyendiri
g.    tidak peduli lingkungan
h.    asupan makanan terganggu
i.    retensi urin dan feses
j.    aktivitas menurun
k.    posisi baring seperti fetus
l.    menolak berhubungan dengan orang lain

C.    PENYEBAB
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan dir, merasa gagal mencapai keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hungngan sosial, merendahkan martabat, percaya diri kurang dan juga dapat mencederai diri, (Carpenito,L.J,1998)
1.    Faktor predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadnya perilaku menarik diri:
a.    Faktor Perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseorang sehingga mempunyai masalah respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja sama dengan tenaga profesional untuk mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan sterss keluarga. Pendekatan kolaburatif sewajarnya dapat mengurangi masalah respon sosial menarik diri.

b.    Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap repon sosial maladaptive. Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat badan dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia.

c.    Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena menadopsi norma, perilaku, dan sistem niali yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realitas terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini, ( Stuart and sudden, 1998 ).

2.    Faktor presipitasi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri.  Faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain :
a.    Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam membina hubungan  dengan oarang lain, misalnya menurunnya stabilitas uint keluaraga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupaaannya, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
b.    Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk berpiisah dengan oramg terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya hal in dapat menumbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang mengalami gangguan hungungan (menarik diri), (Stuart &Sundeen, 1998)
c.    Stressor intelektual
1)    Kurangnya pemahaman diri dalam ketidak mampuan untuk berbagai pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan dengan orang lain
2)    Klien dengan “kegagalan” adalah orang yang kesepian dan kesulitan dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi dengan orang lain.
3)    Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang lain akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat pada gangguan berhubungan dengan orang lain.

d.    Stressor fisik
1)    Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari orang lain.
2)    Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu sehingga mengakibatkan menarik diri dari orang lain.

D.    RENTANG RESPON SOSIAL
Rentang Respon Sosial

Respon Adaptif                     Respon Maladaptif

Solitut                 Kesepian             Manipulasi
Otonomi             Menarik diri             Impulsif
Kebersamaan             Ketergantungan         Narkisme
Saling ketergantungan

Gambar Rentang respon social, (Stuart and Sundeen, 1998).


Keterangan dari rentang respon sosial:
1.    Solitut ( Menyendiri )
Solitut atau menyendiri merupakan respon yang dibutuhkan seorang untuk merenung apa yang telah dilakukan dilingkungan sosialnya dan suatu cara untuk menentukan langkahnya.
2.    Otonomi
Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
3.    Kebersamaan ( Mutualisme )
Perilaku saling ketergantungan dalam membina hubungan interpersonal.
4.    Saling Ketergantungan ( Interdependent )
 Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana hubungan tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
5.    Kesepian
Kondisi dimana seseorang merasa sendiri, sepi, tidak adanya perhatian dengan orang lain atau lingkungannya.
6.    Menarik Diri
Kondisi dimana seseorang tidak dapat mempertahankan hubungan dengan orang lain atau lingkungannya.
7.    Ketergantungan ( Dependent )
Suatu keadaan individu yang tidak menyadari, tergantung pada orang lain.
8.    Manipulasi
Individu berinteraksi dengan pada diri sendiri atau pada tujuan bukan berorientasi pada orang lain. Tidak dapat dengan oraang lain.
9.    Impulsive
Keadaan dimana individu tidak mampu merencanakan sesuatu. Mempunyai penilaian yang buruk dan tidak dapat diandalkan.


10.    Narkisme
Secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaandan pujian. Individu akan marah jika orang lain tidak medukungnya.

E.    MEKANISME KOPING
Mekanisme koping digunakan klien sebagi usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan koping yang sering digunakan adalah regresi, represi dan isolasi. Sedangkan contoh sumber koping yang dapat digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan. ( Stuart and Sundeen, 1998:349 )

F.    POHON MASALAH
Resiko perubahan sensori persepsi : Halusinasi
           
Core problem


Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

G.    MASALAH KEPERAWATAN
1.    Isolasi sosial : menarik diri
2.    Perubahan sensori persepsi : halusinasi
3.    Kekerasan, resiko tinggi
4.    Gangguan konsep diri : harga diri rendah
5.    Motivasi perawatan diri kurang
6.    Defisit perawatan diri
7.    Koping keluarga inefektif : ketidak mampuan keluarga untuk merawat klien di rumah ( Keliat, B.A,2005:201 )

H.    MASALAH DATA YANG PERLU DIKAJI
a.    Tidak tahan terhadap kontak yang lama
b.    Tidak konsentrasi dan pikiran mudah beralih saat bicara
c.    Tidak ada kontak mata
d.    Ekspresi wajah murung, sedih
e.    Tampak larut dalam pikiran dan ingatannya sendiri
f.    Kurang aktivitas
g.    Tidak komunikatif
h.    Merusak diri sendiri
i.    Ekspresi malu
j.    Menarik diri dari hubungan sosial
k.    Tidak mau makan dan tidak tidur

I.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Isolasi sosial : Menarik diri.
2.    Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3.    Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi

1.    FOKUS INTERVENSI
1.    Pasien
SP 1
1)    Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2)    Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3)    Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4)    Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
5)    Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang - bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
SP 2
1)    Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2)    Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
3)    Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang - bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian

SP 3
1)    Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2)    Memberikan kesempatan kepada klien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3)    Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

2.    Keluarga
SP 1
1)    Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2)    Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3)    Menjelaskan cara - cara merawat pasien isolasi sosial

SP 2
1)    Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2)    Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial.



SP 3
1)    Membantu keluarga membuat jadual aktivitas dirumah termasuk minum obat  (Discharge planning)
2)    Menjelaskan follow up pasien setelah pulang


DAFTAR PUSTAKA

http://imron46.blogspot.com/2009/02/isolasi-sosial-menarik-diri.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar