Senin, 12 November 2012

HIPERTENSI

1.    IDENTIFIKASI
A.    Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smith Tom, 1995). Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom,1995).
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama. Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.

B.    Penyebab Hipertensi
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (Cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : (Lany Gunawan, 2001)
1.    Hipertensi Essensial (Hipertensi Primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (Keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b.    Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c.    Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)

2.    Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1.    Penyakit Ginjal
a.    Stenosis arteri renalis
b.    Pielonefritis
c.    Glomerulonefritis
d.    Tumor-tumor ginjal
e.    Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
f.    Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
g.    Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2.    Kelainan Hormonal
a.    Hiperaldosteronism
b.    Sindroma Cushing
c.    Feokromositoma
3.    Obat-obatan
a.    Pil KB
b.    Kortikosteroid
c.    Siklosporin
d.    Eritropoietin
e.    Kokain
f.    Penyalahgunaan alkohol
g.    Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4.    Penyebab Lainnya
a.    Koartasio aorta
b.    Preeklamsi pada kehamilan
c.    Porfiria intermiten akut
d.    Keracunan timbal akut.

C.    Tanda dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Edward K Chung, 1995)
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
1.    Sakit kepala
2.    Kelelahan
3.    Mual
4.    Muntah
5.    Sesak nafas
6.    Gelisah
7.    Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.











D.    Pathways
PATHWAYS HIPERTENSI

 Diabetes Mellitus        Rokok               NA>>               Stres

  Viksositas darah        Nikotin    Mengangkat H2O    Vasokonstriksi
     meningkat                                   pembuluhdarah

Aliran darah lambat        Agregasi        Trombus
                trombosit

Mudah mengendap        Menempel
       dipembuluh darah

  Terjadi endapan           Plaque
       (lipid)

    Trombus                  Menyumbat
                   pembuluh darah

                    Arterosklerosis
           
                     Aliran darah

                    HIPERTENSI

Nyeri/sakit kepala                        Kelelahan aktivitas

      Nyeri akut                           Kelelahan


E.    Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1.    Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a.    Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1.    Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2.    Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3.    Penurunan berat badan
4.    Penurunan asupan etanol
5.    Menghentikan merokok
6.    Diet tinggi kalium
b.    Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
1.    Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
2.    Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220–umur.
3.    Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
4.    Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
5.    Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a.    Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b.    Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
c.    Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2.    Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
a.    Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b.    Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
1) Dosis obat pertama dinaikan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c.    Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d.    Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3.    Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
a.    Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b.    Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c.    Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilita
d.    Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
e.    Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
f.    Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
g.    Ikut sertakan keluarga penderita dalam proses terapi
h.    Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
i.    Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 X sehari
j.    Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
k.    Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
l.    Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
m.    Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
n.    Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.

2.    IDENTIFIKASI KONDISI YANG TERKAIT DENGAN KELUARGA YANG BERPENGARUH TERHADAP APA YANG PERLU DIGALI ATAU DIKAJI PADA KELUARGA
Kondisi yang terkait adalah :
a.    Karena berbagai masalah yang dapat menyebabkan stress
b.    Karena mengkonsumsi makanan yang dapat memicu kerja jantung seperti kebiasaan makan daging (kambing)
c.    Pola hidup yang tidak sehat (merokok) dan obesitas

3.    IDENTIFIKASI MASALAH ATAU DIAGNOSA NANDA
4.    IDENTIFIKASI TINDAKAN KEPERAWATAN YANG BISA DIDELEGASIKAN KEPADA KELUARGA
Tindakan keperawatan yang bisa didelegasikan kepada keluarga :
a.    Mengajarkan kepada keluarga tentang menu makanan yang tepat untuk penderita Hipertensi (diit)
b.    Mengajarkan pola hidup sehat pada klien (jangan mengkonsumsi alkohol dan menghindari rokok)
Tindakan keperawatan yang tidak bisa dilimpahkan kepada keluarga :
a.    Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (mengukur tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu)
5.    EVALUASI
Strategi :
a.    Penkes







Tidak ada komentar:

Posting Komentar