Minggu, 11 November 2012

ASKEP INFERTILITAS

A.    PENGERTIAN INFERTILITAS
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa menghamili.Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).

Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil. (Manuaba, 1998).

Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil. (Siswandi, 2006).


B.    JENIS JENIS INFERTILITAS

Ada 2 macam:

1.    infertilitas primer yaitu :
keadaan dimana seorang isteri belum pernah memiliki/melahirkan anak dalam keadaan hidup.
2.    Infertilitas sekunder yaitu :
jika seorang isteri pernah melahirkan anak dan namun tidak mampu melahirkan lagi sementara masih dalam masa produktif/belum menopause.

C.    PENYEBAB INFERTILITAS

Banyak faktor yang menjadi penyebab infertilitas sehingga pasangan suami istri tidak mempunyai anak, antara lain:

1.    Faktor hubungan seksual
Yaitu frekuensi yang tidak teratur (mungkin terlalu sering atau terlalu jarang), gangguan fungsi seksual pria yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini yang berat, ejakulasi terhambat, ejakulasi retrograde (ejakulasi ke arah kandung kencing), dan gangguan fungsi seksual wanita yaitu dispareunia (sakit saat hubungan seksual) dan vaginismus.
2.    Faktor infeksi
Berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi pria maupun wanita, misalnva infeksi pada buah pelir dan infeksi pada rahim.
3.    Faktor hormon
Berupa gangguan fungsi hormon pada pria maupun wanita sehingga pembentukan sel spermatozoa dan sel telur terganggu.
4.    Faktor fisik
Berupa benturan atau temperatur atau tekanan pada buah pelir sehingga proses produksi spermatozoa terganggu.
5.    Fakror psikis
Misalnya stress yang berat sehingga mengganggu pembentukan set spermatozoa dan sel telur.
D.    TANDA TANDA INFERTILITAS

1.    GEJALA INFERTILITAS PADA PEREMPUAN
-    ketidakteraturan dalam periode menstruasinya.
Penyimpangan dapat terjadi dalam cara yang berbeda. Kadang-kadang seorang wanita mengalami haid/menstruasi dalam satu bulan dan dalam bulan berikutnya mungkin tidak mengalami menstruasi/haid sama sekali
.
E.    PEMERIKSAAN INFERTILITAS

    Syarat-Syarat Pemeriksaan
Pasangan infertil merupakan satu kesatuan biologis sehingga keduanya sebaiknya dilakukan pemeriksaan.Adapun syarat-syarat sebelum dilakukan pemeriksaan adalah:
1.    Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa setelah berusaha mendapatkan anak selama 12 bulan.
2.    Istri dengan usia 31-35 tahun dapat langsung diperiksa ketika pertama kali datang.
3.    Istri pasangan infertil dengan usia 36-40 tahun dilakukan pemeriksaan bila belum mendapat anak dari perkawinan ini.
4.    Pemeriksaan infertil tidak dilakukan pada pasangan yang mengidap penyakit.
    Langkah Pemeriksaan
Pertama kali yang dilakukan dalam pemeriksaan adalah dengan mencari penyebabnya. Adapun langkah pemeriksaan infertilitas adalah sebagai berikut :
1.    Pemeriksaan Umum
a.    Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara umum dan khusus.
•    Anamnesa umum :

-    Berapa lama menikah
-    umur suami istri
-    frekuensi hubungan seksual
-    tingkat kepuasan seks
-    penyakit yang pernah diderita
-    teknik hubungan seks
-    riwayat perkawinan yang dulu
-    apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak
-    umur anak terkecil dari perkawinan tersebut.
•    Anamnesa khusus

Istri :
-    Usia saat menarche,
-    apakah haid teratur,
-    berapa lama terjadi perdarahan/ haid,
-    apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan  rasa nyeri,
-    adakah keputihan abnormal,
-    apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).
Suami :
-    Bagaimanakah tingkat ereksi,
-    apakah pernah mengalami penyakit hubungan seksual,
-    apakah pernah sakit mump (parotitis epidemika) sewaktu kecil.
b.    Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik umum meliputi tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan)
c.    Pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin meliputi darah lengkap, urin lengkap, fungsi hepar dan ginjal serta gula darah.
d.    Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang disini bias pemeriksaan roentgen ataupun USG.
2.    Pemeriksaan Khusus
a.    Pemeriksaan Ovulasi
Pemeriksaan ovulasi dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan diantaranya :

•    Penatalaksanaan suhu basal; Kenaikan suhu basal setelah selesai ovulasi dipengaruhi oleh hormon progesteron.
•    Pemeriksaan vaginal smear; Pengaruh progesteron menimbulkan sitologi pada sel-sel superfisial.
•    Pemeriksaan lendir serviks; Hormon progesteron menyebabkan perubahan lendir serviks menjadi kental.
•    Pemeriksaan endometrium.
•    Pemeriksaan endometrium; Hormon estrogen, ICSH dan pregnandiol.
Gangguan ovulasi disebabkan :
•    Faktor susunan saraf pusat ; misal tumor, disfungsi, hypothalamus, psikogen.
•    Faktor intermediate ; misal gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis.
•    Faktor ovarial ; misal tumor, disfungsi, turner syndrome.
Terapi : Sesuai dengan etiologi, bila terdapat disfungsi kelenjar hipofise ddengan memberikan pil oral yang mengandung estrogen dan progesteron, substitusi terapi (pemberian FSH dan LH) serta pemberian clomiphen untuk merangsang hipofise membuat FSH dan LH. Selain clomiphen dapat diberikan bromokriptin yang diberikan pada wanita anovulatoir dengan hiperprolaktinemia. Atau dengan pemberian Human Menopausal Gonadotropin/ Human Chorionic Gonadotropin untuk wanita yang tidak mampu menghasilkan hormon gonadotropin endogen yang adekuat.
b.    Pemeriksaan Sperma
Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya. Sperma yang ditampung/ diperiksa adalah sperma yang keluar dari pasangan suami istri yang tidak melakukan coitus selama 3 hari. Pemeriksaan sperma dilakukan 1 jam setelah sperma keluar.
•    Ejakulat normal :  volume  2-5 cc, jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc, pergerakan 60 % masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan, bentuk abnormal 25 %.
•    Spermatozoa pria fertil  : 60 juta per cc atau lebih, subfertil : 20-60 juta per cc, steril : 20 juta per cc atau kurang.
Sebab-sebab kemandulan pada pria adalah masalah gizi, kelainan metabolis, keracunan, disfungsi hipofise, kelainan traktus genetalis (vas deferens).
c.    Pemeriksaan Lendir Serviks
Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoa adalah:
•    Kentalnya lendir serviks : Lendir serviks yang mudah dilalui spermatozoa adalah lendir yang cair.
•    pH lendir serviks : pH lendir serviks ± 9 dan bersifat alkalis.
•    Enzim proteolitik.
•    Kuman-kuman dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa.
Baik tidaknya lendir serviks dapat diperiksa dengan :
•    Sims Huhner Test (post coital tes), dilakukan sekitar ovulasi. Pemeriksaan ini menandakan bahwa : teknik coitus baik, lendir cerviks normal, estrogen ovarial cukup ataupun sperma cukup baik.
•    Kurzrork Miller Test, dilakukan bila hasil dari pemeriksaan Sims Huhner Test kurang baik dan dilakukan pada pertengahan siklus.
Terapi yang diberikan adalah pemberian hormone estrogen ataupun antibiotika bila terdapat infeksi.
d.    Pemeriksaan Tuba
Untuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakukan :
•    Pertubasi (insuflasi = rubin test); pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan CO2 ke dalam cavum uteri.
•    Hysterosalpingografi; pemeriksaan ini dapat mengetahui bentuk cavum uteri, bentuk liang tuba bila terdapat sumbatan.
•    Koldoskopi; cara ini dapat digunakan untuk melihat keadaan tuba dan ovarium.
•    Laparoskopi; cara ini dapat melihat keadaan genetalia interna dan sekitarnya.
e.    Pemeriksaan Endometrium
Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase. Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium tidak bereaksi terhadap progesteron, produksi progesterone kurang.

Terapi yang diberikan adalah pemberian hormon progesteron dan antibiotika bila terjadi infeksi.
F.    PENATALAKSANAAN

Nasehat Untuk Pasangan Infertil

dapat memberikan nasehat kepada pasangan infertil, diantaranya :
•    Meminta pasangan infertil mengubah teknik hubungan seksual dengan memperhatikan masa subur.
•    Mengkonsumsi makanan yang meningkatkan kesuburan.
•    Menghitung minggu masa subur.
•    Membiasakan pola hidup sehat.
Referensi
Bagian Obstetric Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1981. Ginekologi. Elstar Offset, Bandung.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. EGC.Jakarta.Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
www/portalkalbe/files/cdk/files/13obatovulasiO81/13obatovulasiO81. Setiabudy, R.
Tinjauan Farmakologik Beberapa Obat Yang Menginduksi Ovulasi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Medical Faculty Of Hasanudin University, 2005. Hubungan Endometriosis Dengan Infertilitas, Makasar.
Wardoyo, Hasto, 2002. Infertilitas. Makalah Seminar Bayi Tabung. RSUP dr.Sardjito, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar