Selasa, 13 November 2012

KONSEP ISOLASI SOSIAL

A.    PENGERTIAN
Menurut Townsend, M.C (1998:152) isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi dirinya. Sedangkan menurut DEPKES RI (1989: 117) penarikan diri atau withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap.
Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito ,L.J, 1998: 381).
Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988 : 423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam kegagalan.

B.    TANDA DAN GEJALA
Menurut Towsend M.C (1998:192-193) dan Carpenito L.J (1998:381) Isolasi social : menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :
a.    kurang spontan
b.    apatis
c.    ekspresi wajah tidak berseri
d.    tidak memperhatikan kebersihan diri
e.    komunikasi verbal kurang
f.    menyendiri
g.    tidak peduli lingkungan
h.    asupan makanan terganggu
i.    retensi urin dan feses
j.    aktivitas menurun
k.    posisi baring seperti fetus
l.    menolak berhubungan dengan orang lain

C.    PENYEBAB
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan dir, merasa gagal mencapai keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hungngan sosial, merendahkan martabat, percaya diri kurang dan juga dapat mencederai diri, (Carpenito,L.J,1998)
1.    Faktor predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadnya perilaku menarik diri:
a.    Faktor Perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseorang sehingga mempunyai masalah respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja sama dengan tenaga profesional untuk mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan sterss keluarga. Pendekatan kolaburatif sewajarnya dapat mengurangi masalah respon sosial menarik diri.

b.    Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap repon sosial maladaptive. Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat badan dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia.

c.    Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena menadopsi norma, perilaku, dan sistem niali yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realitas terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini, ( Stuart and sudden, 1998 ).

2.    Faktor presipitasi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri.  Faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain :
a.    Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam membina hubungan  dengan oarang lain, misalnya menurunnya stabilitas uint keluaraga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupaaannya, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
b.    Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk berpiisah dengan oramg terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya hal in dapat menumbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang mengalami gangguan hungungan (menarik diri), (Stuart &Sundeen, 1998)
c.    Stressor intelektual
1)    Kurangnya pemahaman diri dalam ketidak mampuan untuk berbagai pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan dengan orang lain
2)    Klien dengan “kegagalan” adalah orang yang kesepian dan kesulitan dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi dengan orang lain.
3)    Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang lain akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat pada gangguan berhubungan dengan orang lain.

d.    Stressor fisik
1)    Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari orang lain.
2)    Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu sehingga mengakibatkan menarik diri dari orang lain.

D.    RENTANG RESPON SOSIAL
Rentang Respon Sosial

Respon Adaptif                     Respon Maladaptif

Solitut                 Kesepian             Manipulasi
Otonomi             Menarik diri             Impulsif
Kebersamaan             Ketergantungan         Narkisme
Saling ketergantungan

Gambar Rentang respon social, (Stuart and Sundeen, 1998).


Keterangan dari rentang respon sosial:
1.    Solitut ( Menyendiri )
Solitut atau menyendiri merupakan respon yang dibutuhkan seorang untuk merenung apa yang telah dilakukan dilingkungan sosialnya dan suatu cara untuk menentukan langkahnya.
2.    Otonomi
Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
3.    Kebersamaan ( Mutualisme )
Perilaku saling ketergantungan dalam membina hubungan interpersonal.
4.    Saling Ketergantungan ( Interdependent )
 Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana hubungan tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
5.    Kesepian
Kondisi dimana seseorang merasa sendiri, sepi, tidak adanya perhatian dengan orang lain atau lingkungannya.
6.    Menarik Diri
Kondisi dimana seseorang tidak dapat mempertahankan hubungan dengan orang lain atau lingkungannya.
7.    Ketergantungan ( Dependent )
Suatu keadaan individu yang tidak menyadari, tergantung pada orang lain.
8.    Manipulasi
Individu berinteraksi dengan pada diri sendiri atau pada tujuan bukan berorientasi pada orang lain. Tidak dapat dengan oraang lain.
9.    Impulsive
Keadaan dimana individu tidak mampu merencanakan sesuatu. Mempunyai penilaian yang buruk dan tidak dapat diandalkan.


10.    Narkisme
Secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaandan pujian. Individu akan marah jika orang lain tidak medukungnya.

E.    MEKANISME KOPING
Mekanisme koping digunakan klien sebagi usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan koping yang sering digunakan adalah regresi, represi dan isolasi. Sedangkan contoh sumber koping yang dapat digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan. ( Stuart and Sundeen, 1998:349 )

F.    POHON MASALAH
Resiko perubahan sensori persepsi : Halusinasi
           
Core problem


Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

G.    MASALAH KEPERAWATAN
1.    Isolasi sosial : menarik diri
2.    Perubahan sensori persepsi : halusinasi
3.    Kekerasan, resiko tinggi
4.    Gangguan konsep diri : harga diri rendah
5.    Motivasi perawatan diri kurang
6.    Defisit perawatan diri
7.    Koping keluarga inefektif : ketidak mampuan keluarga untuk merawat klien di rumah ( Keliat, B.A,2005:201 )

H.    MASALAH DATA YANG PERLU DIKAJI
a.    Tidak tahan terhadap kontak yang lama
b.    Tidak konsentrasi dan pikiran mudah beralih saat bicara
c.    Tidak ada kontak mata
d.    Ekspresi wajah murung, sedih
e.    Tampak larut dalam pikiran dan ingatannya sendiri
f.    Kurang aktivitas
g.    Tidak komunikatif
h.    Merusak diri sendiri
i.    Ekspresi malu
j.    Menarik diri dari hubungan sosial
k.    Tidak mau makan dan tidak tidur

I.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Isolasi sosial : Menarik diri.
2.    Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3.    Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi

1.    FOKUS INTERVENSI
1.    Pasien
SP 1
1)    Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2)    Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3)    Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4)    Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
5)    Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang - bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
SP 2
1)    Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2)    Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
3)    Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang - bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian

SP 3
1)    Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2)    Memberikan kesempatan kepada klien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3)    Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

2.    Keluarga
SP 1
1)    Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2)    Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3)    Menjelaskan cara - cara merawat pasien isolasi sosial

SP 2
1)    Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2)    Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial.



SP 3
1)    Membantu keluarga membuat jadual aktivitas dirumah termasuk minum obat  (Discharge planning)
2)    Menjelaskan follow up pasien setelah pulang


DAFTAR PUSTAKA

http://imron46.blogspot.com/2009/02/isolasi-sosial-menarik-diri.html



HARGA DIRI RENDAH

A.    Pengertian
Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (scultz dan videback, 1998).
Harga diri rendah adalah perasaan negative erhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan ( keliat, 1998).
Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari orang lain (depkes ri 2000).
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri / perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama (nanda 2005).

B.    Proses Terjadinya Masalah
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri rendah situasional yang tidak terselesaikan, atau dapat juga terjadi karena individu tak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan yang memberi respon negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada pada situasi yang oenuh dengan stresor, individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis (suryadiredja 2011).

C.    Rentang respon

1.    Respon adaptif adalah pertanyaan dimana klien jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut.
a.    Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri positif dengan latar belakang pengalaman yang sukses dan dapat diterima
b.    Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negative dari dirinya.
2.    Respon maladaptive adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah tidak dapat memecahkan masalah tersebut
a.    Harga diri rendah adlah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari orang lain.
b.    Identitas kacau adlah kegagalan individu untuk mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-kana ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian masa dewasa yang harmonis.
c.    Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan , kepanikan serta tidak membedakan dirinya dengan orang lain.

D.    Tanda Dan Gejala
Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah (Stuart dan Sundeen, 1995)
1.    Mengejek dan mengkritik diri sendiri
2.     Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
3.    Rasa bersalah atau khawatir
4.    Manisfestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat.
5.    Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
6.    Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
7.    Menarik diri dari realitas
8.    Merusak diri
9.    Merusak atau melukai orang lain
10.    Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri

E.    Etiologi
Biasanya yang menyebabkan harga diri rendah adalah kurangnya umpan positif, perasaan di tolak oleh orang terdekat, sejumlah kegagalan dan ketidakberdayaan, ego yang belum berkembang dan menghakimi super ego. (keliat,1998 : 1). Koping mekanisme individu tak efektif Yaitu koping mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat.
F.      Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah
1.    Faktor  predisposisi
Faktor predisposisi dari gangguan konsep diri: harga diri rendah menurut Keliat,(1992: 14 )
a.    Pengalaman masa kanak – kanak dapat merupakan faktor kontribusi padagangguan konsep diri.
b.    Anak yang tidak menerima kasih sayang.
c.    Individu yang kurang mengerti akan arti dengan tujuan kehidupan akangagal menerima tanggung jawab untuk diri – sendiri.
d.    Penolakan orang tua, harapan yang tidak realistis, tergantung pada orang laindan ideal diri yang tidak realistis.
Faktor predispoisisi dari gangguan konsep diri: harga diri rendah menurut Stuart dan Sundeen, dalam Keliat, (1998:2) meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali,  kurang mempunyai tanggung jwab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistic.
2.    Faktor presipitasi  
Faktor presipitasi dari gangguan konsep diri: harga diri rendah menurutKeliat, (1992: 16) adalah situasi atau stressor dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya stressor yang mempunyai harga diri. Penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti:
a.    Pola asuhan anak yang tidak tepat atau dituruti, dilarang, dituntut.
b.    Kesalahan dan kegagalan berulang kali.
c.    Cita – cita yang tidak dapat dicapai
d.    Gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri
•    Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti:
a.    Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian yang megancam.
b.    Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :
1)    Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
2)    Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3)    Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
•    Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
a.    Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi, kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
b.    Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama.

G.    Mekanisme Sebab – Akibat
1.     Sebab  : Koping mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat menyebabkan individu malu terhadap dirinya, merasa tidak berguna, tidak berharga dan pesimis.
2.    Akibat  : Gangguan Isolasi sosial  : menarik diri
Mekanisme  : Harga diri yang rendah menyebabkan klien merasa malu sehingga klien lebih suka menyendiri dan menghindari orang lain, klien mengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak realistik.

H.    Pohon masalah

akibat


core problem


penyebab (Keliat, 1998)


I.    Diagnosa keperawatan
1.      Isolasi sosial : menerik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping individu
DAFTAR PUSTAKA

http://perawatgk.blogspot.com/2012/05/asuhan-keperawatan-dengan-harga-diri.html
http://www.kapukonline.com/2011/09/askepasuhankeperawatanjiwahargadirirend.html#ixzz1vUkwDYaA
http://andreyrsj.blogspot.com/2010/06/asuhan-keperawatan-askep-hdr.html
http://www.scribd.com/doc/23326568/Tugas-Pa-Syafwani-HDR


SP MENARIK DIRI

ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
MEMBINA HUBUNGAN SALING PERCAYA, MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB MENARIK DIRI, KEUNTUNGAN BERHUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN DAN KERUGIAN TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN, MENGAJARKAN CARA BERKENALAN DAN MEMPRAKTEKANNYA DENGAN PERAWAT
NO    ASPEK YANG DINILAI    BOBOT    NILAI
            YA    TIDAK
A.    FASE ORIENTASI            
     1. Memberikan salam terapeutik dan berkenalan            
         a. Memberikan salam    2       
         b. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama    klien    2       
         c. Memanggil nama panggilan yang disukai klien    2       
         d. Menyampaikan tujuan interaksi    2       
     2. Melakukan evaluasi dan validasi data            
         a. Menanyakan perasaan klien hari ini    2       
         b. Memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien    5       
     3. Melakukan kontrak            
        a. Waktu    2       
        b. Tempat    2       
        c. Topik    2       
B.    FASE KERJA            
     1. Mengkaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri & tanda-tandanya    3       
     2. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan     3       
         penyebab menarik diri dan tanda-tanda yang muncul            
     3. Mengkaji pengetahuan klien tentang keuntungan berhubungan dg orang lain    3       
     4. Memberikan kesempatan pada klien untuk menyebutkan    3       
         keuntungan berhubungan dengan orang lain            
     5. Mendiskusikan bersama klien tentang keuntungan berhubungan dg orang lain    3       
     6. Mengkaji pengetahuan klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan    3       
         orang lain            
     7. Memberikan kesempatan pada klien untuk menyebutkan    3       
         kerugian tidak berhubungan dengan orang lain            
     8. Mendiskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan     3       
         dengan orang lain            
     9. Mengajarkan cara berkenalan : mengucapkan salam, berjabat tangan, menyebutkan nama lengkap & panggilan yang disukai, menanyakan nama    lengkap & panggilan yang disukai, menyebutkan asal & menanyakan asal    7       
     10. Mendemonstrasikan cara berkenalan    7       
     11. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mempraktekannya    7       
     12. Memberikan reinforcement positif    4       
C.    FASE TERMINASI            
     1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan :            
         a. Evaluasi subyektif    2       
         b. Evaluasi obyektif    2       
     2. Melakukan rencana tindak lanjut    5       
     3. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya :            
         a. Waktu    2       
         b. Tempat    2       
         c. Topik    2       
D    SIKAP TERAPEUTIK            
     1. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata    2       
     2. Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks    2       
     3. Mempertahankan jarak terapeutik    4       
E    TEHNIK KOMUNIKASI            
     1. Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti    2       
     2. Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat    5       
     JUMLAH    100       




STRATEGI PELAKSANAAN
A.    FASE ORIENTASI
Perawat     : Selamat siang mba cinta, bagaimana perasaannya siang hari ini ?
Cinta     : Siang, baik
Perawat    : Apakah mba cinta masih ingat dengan saya ?
Cinta    : Tidak, saya lupa ( menggelengkan kepala )
Perawat    : Baiklah karena mba cinta lupa saya ingatkan kembali ya mba.
Cinta    : Ya ( Menganggukan kepala )
Perawat    : Perkenalkan ya mba nama saya safitri saya lebih suka dipanggil   suster fitri, saya perawat yang merawat mba cinta. Bagaimana mba? Apa mba cinta sudah ingat ?
Cinta     : Ya sus saya ingat ( menganggukan kepala )
Perawat    : Ya bagus, Mba cinta suka tidak dipanggil mba cinta ?
Cinta    : Saya suka sus
Perawat    : Baiklah mba cinta sesuai janji saya tadi pagi bahwa saya akan kembali lagi menemui mba cinta untuk berbincang-bincang. Apakah mba cinta sudah siap ?
Cinta    : Ya sus
Perawat    : Baiklah kalau begitu sekarang kita mulai saja perbincangannya ya mba.
Cinta    : Baik sus
Perawat    : Bagaimana perasaan mba cinta hari ini ?
Cinta    : ( Diam dan menundukkan kepala )
Perawat    : Mba cinta, kok diam ? Mba cinta ada masalah ya ?
Cinta    : ( diam dan menundukkan kepala )
Perawat    : Kalau mba cinta ada masalah bisa cerita sama suster kan jadi ga dipendam sendiri, biar mba cinta jadi lebih lega.
Cinta    : Ya sus, saya ada masalah
Perawat     : Masalah apa mba? Coba ceritakan kepada suster
Cinta     : Saya diputus sama pacar saya
Perawat    : Diputus ? alasannya apa mba? Itu kapan?
Cinta    : Ya sus saya diputus 2 minggu yang lalu, katanya dia sudah bosan dengan saya jadi saya diputus
Perawat    : Oh gitu ya mba, terus sekarang mba cinta sedih, ga mau makan, ga mau ngobrol sama teman –teman ya?
Cinta    : Ya sus,saya jadi ga mau ketemu dan ngobrol sama orang lain, saya membosankan
Perawat    : Mba cinta ngga membosankan kok, buktinya suster senang berbincang –bincang sama mba cinta, jadi mba cinta ngga boleh sedih sendirian, dan pacar mba cinta yang sudah mutusin mba cinta mungkin dia memang bukan yang terbaik buat mba cinta, pasti masih banyak orang yang sayang sama mba cinta.
Cinta    : Benarkah itu sus?
Perawat    : Tentu saja mba, Jadi jangan sedih lagi, kan masih ada suster, otang tua mba cinta, teman-teman mba cinta semua sayang banget sama mba cinta.
Cinta    : Ya sus
Perawat    : Baiklah mba cinta kita nanti berbincang-bincangnya mau dimana?
    Mau berapa lama ?
Cinta    :  Di taman saja sus, jangan lama-lama
Perawat    : Baiklah kita berbincang-bincang ditaman nanti waktunya sekitar 20 menit ya mba
Cinta    : Baik sus
B.    FASE KERJA
Perawat    : Di rumah mba cinta  tinggal dengan siapa saja?
Cinta    : Saya tinggal dengan ibu, bapak dan kakak saya sus
Perawat    : Rame dong, mba cinta paling dekat sama siapa? Yang sering jadi  teman curhat mba cinta
Cinta    : Saya deket dengan kakak saya sus kalu ada masalah biasanya curhat sama kakak
Perawat    : Oh gitu ya mba, Apa yang membuat mba cinta dekat dengan kakak ?
Cinta    : Karena saya merasa nyaman sus, kakak selalu bisa ngertiin saya.
Perawat    : Jadi kakaknya mba cinta itu sangat pengertian ya ?
Cinta    : Ya sus ( menganggukan kepala )
Perawat    : Terus dengan siapa mba tidak dekat?
Cinta    : ( diam dan menundukan kepala )
Perawat    : Kok diem mba? Ga apa-apa mba cerita saja sama saya kan mba cinta jadi lebih lega.
Cinta    : Sa,,sa,,, saya tiidak dekat dengan orang tua saya
Perawat    : Mba cinta tidak dekat dengan ibu dan ayah ? kenapa mba ?
Cinta    : Karena mereka selalu sibuk
Perawat    : Sibuk ? mereka sama- sama bekerja ya mba? Coba ceritakan saja.
Cinta    : Ya sus, mereka bekerja terus, ga perhatian sama saya
Perawat    : Begitu ya mba, mba cinta mereka bekerja kan juga untuk mba cinta. Jadi mba cinta jangan sedih mereka tetap perhatian & peduli sama mba cinta.
Cinta    : Tidak
Perawat    : Begitu ya mba, oh ya mba kenapa selama disini mba selalu menyendiri di kamar ?
Cinta    : Saya takut sama mereka
Perawat    : Takut kenapa mba? mereka kan ga jahat?
Cinta    : Saya kalau sama orang yang ga kenal takut sus.
Perawat    : Oh begitu, tapi tenang aja mba disini semua teman mba cinta jadi mba cinta jangan takut lagi ya, kan kalau mba cinta punya banyak teman jadi senang.
Cinta    : Baik sus
Perawat    : Ya Bagus mba.. mba bisa ungkapkan perasaan mba ( sambil tersenyum )
Cinta    : ( tersenyum )
Perawat    : Nah selanjutnya kita akan membahas tentang manfaat berhubungan dengan orang lain, mba  belum lelahkan berbincang-bincang dengan saya?
Cinta    : Belum sus
Perawat    : Menurut mba manfaat apa saja yang kita dapat bila berhubungan dengan orang lain?
Cinta    : Ya kita jadi punya teman sus
Perawat    : Ya bagus, ada yang lainya tidak mba?
Cinta    : Ya saya jadi bisa curhat dan jadi lega
Perawat    : Ya bagus sekali mba, ternyata kalau kita berhubungan dengan orang lain manfaatnya banyak kan. Jadi mba cinta jangan menyendiri terus.
Cinta    : Ya mba
Perawat    : Nah sekarang Menurut mba kerugian apa saja yang kita dapat bila tidak berhubungan dengan orang lain ?
Cinta    : Ya kita tidak punya teman
Perawat    : Ya mba itu salah satunya, yang lainya apalagi coba ?
Cinta    : Jadi kesepian sus, sendirian.
Perawat    : Ya betul mba, kalau kita tidak berhubungan dengan orang lain kita juga akan mendapat kerugian yang banyak. Mba cinta ga mau kan sendirian? Ga punya teman ?
Cinta    : Ga mau sus
Perawat    : Nah kalau gitu mulai nanti mba cinta jangan menyendiri terus di kamar, mba cinta bisa main sama yang lainnya.
Cinta    : Baik sus
Perawat    : Nah mba cinta sekarang saya akan mengajarkan mba cinta cara berkenalan.
Cinta    : Baik sus
Perawat    : Caranya mba cinta mengucapkan salam terlebih dahulu, kemudian berjabat tangan sambil menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai, setelah itu mba cinta menanyakan nama lengkap dan panggilan yang disukai orang yang mba cinta ajak berkenalan, setelah itu mba cinta menyebutkan dari mana asal mba cinta kemudian menanyakan asal orang yang mba ajak berkenalan. Bagaimna mba? Sudah mengerti belum?
Cinta    : Ya sudah sus ( menganggukan kepala )
Perawat    : Ya baiklah mba sekarang saya akan mencontohkan terlebih dahulu ya
Cinta    : Assalamualaikum, nama saya safitri saya suka dipanggil fitri ( berjabat tangan ), nama kamu siapa? Kamu suka dipanggil siapa?
Cinta    : Nama saya cinta lestari saya suka dipanggil cinta ( berjabat tangan)
Perawat    : Cinta ya, Saya berasal dari cilacap, kamu dari mana?
Cinta    : Saya dari purwokerto
Perawat    : Nah begitu mba, bagaimana sudah paham mba?
Cinta    : Sudah sus
Perawat    : Baiklah karena mba sudah mengerti sekarang coba praktekan.
Cinta    : Assalamualaikum, nama saya cinta lestari saya suka dipanggil cinta ( berjabat tangan ), nama kamu siapa? Kamu suka dipanggil siapa?
Perawat    :Waalaikumsalam nama saya safitri saya suka dipanggil fitri ( berjabat tangan ).
Cinta    : Saya berasal dari purwokerto fitri, kamu dari mana?
Perawat    : Saya dari cilacap cinta, senang berkenalan denganmu (tersenyum)
Cinta    : Saya juga ( tersenyum )
Perawat    : Ya bagus sekali mba cinta ( Mengacungkan jempol & tersenyum)
Cinta    : Terima kasih ( tersenyum )

C.    FASE TERMINASI
Perawat    : Ya mba cinta sekarang bagaimana perasaan mba setelah kita berbincang-bincang ini?”
Cinta    : saya merasa senang dan lega sus ( tersenyum )
Perawat    : Ya terlihat dari wajah mba ya lebih bersinar, baiklah mba sekarang mba sudah tahu kan ternyata banyak manfaatnya bila kita berhubungan dengan orang lain, coba mba pelan-pelan mencoba hal itu.
Cinta    : Baik sus
Perawat    : Baiklah mba, nanti kalau ada sesuatu yang ingin mba ceritakan, tidak usah sungkan silahkan datang ke saya atau perawat lain ya mba. Saya akan dengan senang hati mendengarkan.”

Cinta    : Baik sus
Perawat    : Karena waktu kita sudah habis, maka kita akhiri pertemuan saat ini kita akan bertemu lagi hari jumat 25 mei 2012 akan membahas mengenai berhubungan dengan orang lain tempatnya di sini saja ya.
Cinta    : Baik sus
Perawat    : Bagaimana mba.. apakah mba bersedia untuk hari besok kita berbincang-bincang lagi?
Cinta    : Ya saya bersedia sus ( menganggukan kepala )
Perawat    : Baik terimakasih mba atas kesediaan mba untuk berbincang-bincang dengan saya. Saya permisi mba assalamualaikum
Cinta    : Waalaikumsalam

ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
MEMBIMBING KLIEN UNTUK BERHUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN (PERAWAT LAIN)
NO    ASPEK YANG DINILAI    BOBOT    NILAI
            YA    TIDAK
A.    FASE ORIENTASI            
     1. Memberikan salam terapeutik dan berkenalan            
         a. Memberikan salam    2       
         b. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama    klien    2       
         c. Memanggil nama panggilan yang disukai klien    2       
         d. Menyampaikan tujuan interaksi    5       
     2. Melakukan evaluasi dan validasi data            
         a. Menanyakan perasaan klien hari ini    2       
         b. Memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien    5       
     3. Melakukan kontrak            
        a. Waktu    2       
        b. Tempat    2       
        c. Topik    2       
B.    FASE KERJA            
     1. Mengkaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain    10       
     2. Mendiskusikan bersama klien cara berhubungan (berkenalan) dengan orang lain    10       
     3. Mendorong dan membantu klien untuk berhubungan atau berkenalan dengan perawat lain    10       
     4. Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah berkenalan dengan perawat lain    10       
     5.  Memberikan reinforcement positif    5       
C.    FASE TERMINASI            
     1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan :            
         a. Evaluasi subyektif    2       
         b. Evaluasi obyektif    2       
     2. Melakukan rencana tindak lanjut    5       
     3. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya :            
         a. Waktu    2       
         b. Tempat    2       
         c. Topik    2       
D    SIKAP TERAPEUTIK            
     1. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata    2       
     2. Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks    2       
     3. Mempertahankan jarak terapeutik    5       
E    TEHNIK KOMUNIKASI            
     1. Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti    2       
     2. Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat    5       
     JUMLAH    100       


STRATEGI PELAKSANAAN

A.    FASE ORIENTASI
Perawat    : Assalamualaikum ibu safitri. Ibu masih ingat dengan saya?
Pasien    : Ya mba masih.. suster dewi kan.
Perawat    : Ya benar, ternyata ibu fitri masih ingat dengan saya. Ibu masih suka dipanggil siapa?
Pasien    : Fitri sus.
Perawat    : Ya ibu kita bertemu sekarang ini sesuai dengan janji kita kemarin. Yaitu untuk membahas cara berhubungan dengan orang lain yang tujuannya agar ibu fitri dapat berhubungan dan bergaul dengan orang lain.  Bagaimana perasaan ibu  saat ini? Apakah ibu  masih suka menyendiri kalau di kamar?
Pasien    : Masih suster..
Perawat    : Selain alasan yang kemarin disampaikan apakah masih ada alasan lain yang menyebabkan ibu menarik diri.
Pasien    : Ga ada sus..
Perawat    : Nah baiklah ibu fitri sesuai janji kita kemarin bahwa sekarang kita akan membicarakan tentang cara berhubungan dengan orang lain yaitu dengan perawat.
Pasien    : Baik suster.
Perawat    : Mau kita lakukan dimana ibu?bagaimana kalau disini saja.
Pasien    : Ya tidak apa-apa.
Perawat    : Mau beapa lama? Bagaimana kalau 15 menit saja?
Pasien    : Ya sus.

B.    FASE KERJA
Perawat    : Ibu fitri coba sebutkan yang ibu tahu tentang bagiamana cara kita berkenalan dengan orang lain?
Pasien    : Mengucapkan salam, berjabat tangan, menyebutkan nama lengkap & panggilan yang disukai, menanyakan nama    lengkap & panggilan yang disukai, menyebutkan asal & menanyakan asal
Perawat    : Bagus sekali ibu sudah bisa menyebutkan caranya berkenalan dengan orang lain. Jadi pertama kita berjabat tangan kemudian menyebutkan nama, alamat dan hobi kita. Contohnya seperti ini “Nama saya dewi tinggal di Cilacap kesenangan saya main sepeda”. Kemudian kita tanyakan identitas orang yang kita ajak berkenalan. Seperti ini contohnya, “Nama Saudara siapa? Tinggal dimana? Kegemarannya apa?”
Coba sekarang ibu praktekkan berkenalan dengan saya.
Pasien    : (Berjabat tangan).. halo nama saya fitri. Alamat saya di cilacap. Saya senang bermain petak umpet.
Perawat    : Iya  bagus sekali, ternyata ibu fitri luar biasa. Langsung bisa mengerti caranya berkenalan.
Pasien    : iya suster.

C.    FASE TERMINASI
Perawat    : Nah kita sudah bincang-bincang selama 5 menit, bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?
Pasien    : Ya saya lebih baik sekarang suster.
Perawat    : Iya alhamdulilah ya bu. Nah sekarang coba ibu sebutkan kembali cara-cara berkenalan dengan orang lain.
Pasien    : Berjabat tangan, menyebutkan nama dan alamat, dan hobi kita.
Perawat       : Bagus sekali ibu.. masih ingat caranya. Nah bu, nanti ibu fitri mencoba berkenalan dengan perawat lain ya bu. Nanti kita ketemu lagi untuk membahas tentang cara berkenalan dengan pasien lain.
Pasien    : Ya suster.
Perawat    : Mau jam berapa dan dimana ibu?
Pasien    : Disini saja. Jam 10 aja sus.
Perawat    : Baik sekarang ibu mau ke kamar atau melakukan aktifitas lain?
Pasien    : Kekamar aja suster.
Perawat    : Iya saya tinggal dulu ya bu. Assalamualaikum.
Pasien    : Walaikumsalam suster.



ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
MEMBIMBING KLIEN UNTUK BERKENALAN SECARA BERTAHAP : KLIEN-PERAWAT-KLIEN LAIN
NO    ASPEK YANG DINILAI    BOBOT    NILAI
            YA    TIDAK
A.    FASE ORIENTASI            
     1. Memberikan salam terapeutik dan berkenalan            
         a. Memberikan salam    2       
         b. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama    klien    2       
         c. Memanggil nama panggilan yang disukai klien    2       
         d. Menyampaikan tujuan interaksi    5       
     2. Melakukan evaluasi dan validasi data            
         a. Menanyakan perasaan klien hari ini    2       
         b. Memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien    5       
     3. Melakukan kontrak            
        a. Waktu    2       
        b. Tempat    2       
        c. Topik    2       
B.    FASE KERJA            
     1. Mengkaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain    10       
     3. Mendorong dan membantu klien untuk berhubungan dengan orang lain secara bertahap (Klien-Perawat-klien lain)    15       
     4. Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain    10       
     5.  Memberikan reinforcement positif    10       
C.    FASE TERMINASI            
     1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan :            
         a. Evaluasi subyektif    2       
         b. Evaluasi obyektif    2       
     2. Melakukan rencana tindak lanjut    5       
     3. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya :            
         a. Waktu    2       
         b. Tempat    2       
         c. Topik    2       
D    SIKAP TERAPEUTIK            
     1. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata    2       
     2. Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks    2       
     3. Mempertahankan jarak terapeutik    2       
E    TEHNIK KOMUNIKASI            
     1. Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti    2       
     2. Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat    5       
     JUMLAH    100       



A.    FASE ORIENTASI
Perawat     : “ selamat pagi bapak bayu “
Pasien         : “ selamat pagi pak perawat “
Perawat     : “ maih ingat dengan saya pak? “
Pasien         : “ masih pak, perawat david kan? “
Perawat    : “ betul sekali pak bayu, sesuai janji kemarin pak kita bertemu lagi disini untuk     melakukan bimbingan untuk bekenalan secara bertahap “
Pasien         : “ iya pak david “
Perawat     : “ bagaimana perasaan bapak saat ini? “
Pasien         : “ saya merasa sendiri pak “
Perawat     : “ sendiri bagaimana pak? “
Pasien         : “ saya merasa sendiri karena mereka juga meremehkan saya pak, lebih baik saya     sendiri dikamar pak “
Perawat     : “ apakah mereka tidak menyapa bapak saat dikamar ?”
Pasien          : “ mereka menyapa saya pak, tapi saya merasa mereka meremehkan saya “
Perawat     : “ mungkin itu hanya perasaan bapa, nyatanya mereka masih menyapa bapak, dan itu artinya mereka juga menganggap bapak ada bersama mereka .”
Pasien         : “ jadi begitu yah pak? “
Perawat    : “ iya pak bayu, kalau begitu sekarang kita mulai untuk bapak berkenalan dengan perawat dan dengan teman-teman yang lain yah pak . “
Pasien         : “ iya pak “
Perawat    : “ nanti waktunya 5 menit saja, tempatnya di depan kamar saja ya pak disana kan banyak teman-teman bapak, bisa kita lakukan sekarang yah pak “
Pasien         : “ iya pak perawat “

B.    FASE KERJA
Perawat    : “ bagaimana kedekatan bapak dengan orang lain disni ?”
Pasien         : “ saya tidak begitu dekat dengan orang lain pak, saya lebih sering menyendiri  dikamar “
Perawat     : “ jangan begitu pak bayu, nanti bapak tidak punya teman. Jadi ayo sekarang bapak mencoba kenalan dengan teman bapak yang itu .”
Pasien         : “ saya takut pak “
Perawat     : “ jangan takut pak, ayo saya temani bapak”
“ nanti bapak bilang ‘hallo nama saya bayu ,anda siapa yah?’ bagaimana bapak bisa yah?”
Pasien         : “ saya coba yah pak “
          “ hallo... nama saya bayu, anda siapa yah?”
Pasien A     : “ hallo juga,nama saya yanto”
Perawat     : “ bagaimana pak bayu? Mudah kan? “
Pasien         : “ iya pak”
Perawat     : “ coba sekarang bapak mencari teman lagi yang lain “
Pasien         : “ baik pak “
          “ hallo...saya bayu,nama anda siapa yah?”
Pasien A    : “ hallo juga pak bayu,nama saya eko”
Perawat     : “ bagaimana pak sekarang setelah bapak berkenalan dengan orang lain?”
Pasien         : “ saya seneng pak,soalnya saya punya banyak teman dan sya tidak merasa sendiri pak. “
Perawat     : “ bagus pak bayu, bapak jadi punya teman lagi kan?”
Pasien        : “ iya pak “


C.    FASE TERMINASI
Perawat     : “ bagaimana pak bayu latihan kali ini?”
Pasien         : “ saya merasa senang pak “
Perawata     : “ iya pak,saya juga melihat bapak memperlihatkan wajah senang nya ang berseri-seri . bapak juga bisa melaukakan latihan ini lagi pak, karena nanti semakin banyak teman lagi, bapak juga tidak merasa sendiri .”
Pasien         : “ iya pak “
Perawat     : “ baik kalau begitu pak, untuk latihan kali ini sudah besok saya akan kembali lagi kesini untuk melakukan latihan berkenalan dengan kelompok lain, waktunya 5 menit tempatnya disini saja pak “
Pasien         : “ iya pak perawat “
Perawat     : “ saya pamit dulu ya pak, selamat pagi bapak bayu “
Pasien         : “ selamta pagi pak perawat”



ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
(MEMBIMBING KLIEN UNTUK BERKENALAN DENGAN DUA ORANG ATAU LEBIH/BERKELOMPOK)
NO    ASPEK YANG DINILAI    BOBOT    NILAI
            YA    TIDAK
A.    FASE ORIENTASI            
     1. Memberikan salam terapeutik dan berkenalan            
         a. Memberikan salam    2       
         b. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama    klien    2       
         c. Memanggil nama panggilan yang disukai klien    2       
         d. Menyampaikan tujuan interaksi    5       
     2. Melakukan evaluasi dan validasi data            
         a. Menanyakan perasaan klien hari ini    2       
         b. Memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien    5       
     3. Melakukan kontrak            
        a. Waktu    2       
        b. Tempat    2       
        c. Topik    2       
B.    FASE KERJA            
     1. Mengkaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain    10       
     3. Mendorong dan membantu klien untuk berhubungan dengan orang lain secara bertahap (Klien-Perawat-klien-klien)    15       
     4. Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain    10       
     5.  Memberikan reinforcement positif    10       
C.    FASE TERMINASI            
     1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan :            
         a. Evaluasi subyektif    2       
         b. Evaluasi obyektif    2       
     2. Melakukan rencana tindak lanjut    5       
     3. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya :            
         a. Waktu    2       
         b. Tempat    2       
         c. Topik    2       
D    SIKAP TERAPEUTIK            
     1. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata    2       
     2. Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks    2       
     3. Mempertahankan jarak terapeutik    5       
E    TEHNIK KOMUNIKASI            
     1. Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti    2       
     2. Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat    5       
     JUMLAH    100       


STRATEGI PELAKSANAAN
A. FASE ORIENTASI
Perawat    : Assalamualaikum
Pasien        : Walaikumsalam mas
Perawat    : Mas David masih ingat dengan saya?
Pasien        : Iya mas saya masih ingat.
Perawat    : Terimakasih mas David masih ingat dengan saya. Mas david masih suka dipanggil dengan siapa?
Pasien    : David saja mas.
Perawat    : Baik mas David sesuai kontrak kemarin tujuan kedatangan saya kesini untuk membimbing dan membantu mas untuk berkenalan dengan orang lain. Dan supaya mas tidak canggung lagi untuk mengobrol atau berbincang-bincang dengan orang lain.
Pasien    : Oh… iya mas…
Perawat    : Bagaimana perasaan mas dan keadaan mas sekarang?
Pasien    : Perasaan saya sedikit kesal mas dan keadaan saya baik.
Perawat    : Apakah mas ada masalah atau unek-unek yang mau mas sampaikan,mungkin saya bisa membantu.
Pasien    : Ada mas,kemarin mencoba berkenalan dengan kamar sebelah saya tapi malah dia diam saja,lalu dia pergi meninggalkan saya begitu saja,saya sedikit kesal mas….
Perawat    : Oh seperti itu….baik mas mungkin mas cara berkenalanya tidak baik jadi teman kamar sebelah mas tidak menanggapi,kemarin kan saya sudah mengajarkan ke Mas David cara berkenalan yang baik dan sopan,seperti mengucapkan salam,berjabat tangan,menyebutkan nama lengkap mas,dan panggilan yang mas sukai,lalu menanyakan nama lengkap teman yang mau di ajak berkenalan dan menanyakan panggilan yang dia sukai…pasti kemarin mas tidak melakukan itu?
Pasien    : “Iya mas….”
Perawat    : Baik lain kali jangan di ulangi lagi mas?   
Pasien    : iya mas…
Perawat    : Baik mas David nanti kita ngobrol-ngobrolnya mau dimana?
Pasien    : Di bangku depan saja mas,tapi jangan lama-lama yam as?
Perawat    : Baiklah kita mengobrol-ngobrol di bangku depan waktunya 20 menit saja gmn?
Pasien    : iya mas….
B. FASE KERJA
Perawat    : Apakah ada kesulitan untuk berkomunikasi dan berknalan dengan orang lain mas?dan perasaanya gimana mas?
Pasien    : Ada mas,setiap saya mencoba berkenalan mereka selalu pergi,tetapi tidak semuanya sih mas….perasaannya deg-degan mas…
Perawat    : Oh seperti itu,nah… seperti tadi yang saya bilang mungkin mas berkenalanya tidak baik,mas tidak memberi salam,dan tidak berjabat tangan jadi mereka tidak mau menanggapi….nah sekarang kita coba latihan lagi ya mas buat berkenalan dengan orang lain,latihanya dengan saya, gima mas mau di coba?
Pasien    : iya mas saya mau
Perawat    : baik kita coba ya mas….sekarang mas mencoba berkenalan dengan saya…
Pasien    : Assalamualaikum…(pasien memberi salam kepada perawat)
Perawat    : Walaikumsalam….(perawat menjawab salam)
Pasien    : Boleh saya berkenalan?(malu-malu)
Perawat    : Ya boleh…..
Pasien    : Nama saya david dian triono saya lebih senang di panggil david, nama mas siapa?mas lebih senang di panggil siapa?
Perawat    : Nama saya eri bayu putra,saya suka di panggil bayu…nah seperti itu mas david kalau mau berkenalan jadi mas david tidak di cuekin atau di tinggalin, gimana mas david sudah mengertikan?
Pasien    : Iya saya mengerti mas…
Perawat    : Terus sekarang gimana perasaan mas david setelah mencoba berkenalan dengan orang lain/dengan saya tadi?
Pasien    : Perasaan saya. Saya merasa tidak sendiri lagi dan saya merasa jadi lebih berarti di lingkungan saya…
Perawat    : Ya bagus mas kalau begitu,jadi mas bisa lebih banyak mempunyai teman dan tidak menyendiri lagi….
C. FASE TERMINASI
Perawat    : Bagaimana perasaan mas david setelah mencoba latihan berkenalan?
Pasien    : Perasaan saya jadi lebih tenang mas, dan lebih berarti di lingkuan saya.
Perawat    : Oh gitu ya mas David, terliahat dari muka mas david tidak suntuk lagi(sambil tersenyum)
Perawat    : Nah mas david seperti kontrak yang tadi sudah kita janjikan sepertinya waktu kita sudah habis, besok saya akan menemui mas david lagi untuk menjelaskan cara  minum obat yang benar gimana mas bisa kan mas david?
Pasien    : Iya mas,tapi jangan lama-lama ya mas?
Perawat    : Baik mas david tidak lama koh...ya paling kaya tadi 20 menit mas, tempatnya disini aja ya mas david gimana?
Pasien    : Ya mas,tempatnya disini saja.
Perawat    : Baik mas david saya sudah selesai,sampai bertemu besok ya mas? Assalamualaikum….
Pasien    : Ya mas, Walaikumsalam….


ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
MENJELASKAN CARA PATUH MINUM OBAT
NO    ASPEK YANG DINILAI    BOBOT    NILAI
            YA    TIDAK
A.    FASE ORIENTASI            
     1. Memberikan salam terapeutik dan berkenalan            
         a. Memberikan salam    2       
         b. Mengingat nama perawat dan  klien    2       
         c. Memanggil nama panggilan yang disukai klien    2       
         d. Menyampaikan tujuan interaksi    2       
     2. Melakukan evaluasi dan validasi data            
         a. Menanyakan perasaan klien hari ini    2       
         b. Memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien    5       
     3. Melakukan kontrak            
        a. Waktu    2       
        b. Tempat    2       
        c. Topik    2       
B.    FASE KERJA            
     1. Menjelaskan jenis atau macam obat yang diminum klien    5       
     2. Menjelaskan dosis dan frekuensi minum obat    5       
     3. Mendiskusikan indikasi obat atau manfaat minum obat    10       
    4. Menjelaskan kerugian bila berhenti minum obat    5       
    5. Menjelaskan prinsip benar minum obat (nama, obat, dosis, cara, waktu)    5       
    6. menjelaskan efek samping obat yang perlu diperhatikan dan implikasinya    5       
    7. Menganjurkan klien meminta obat dan minum obat tepat waktu    4       
    8. Menganjurkan klien untuk melapor pada perawat atau dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan    4       
     5.  Memberikan reinforcement     5       
C.    FASE TERMINASI            
     1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan :            
         a. Evaluasi subyektif    2       
         b. Evaluasi obyektif    2       
     2. Melakukan rencana tindak lanjut    5       
     3. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya :            
         a. Waktu    2       
         b. Tempat    2       
         c. Topik    2       
D    SIKAP TERAPEUTIK            
     1. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata    2       
     2. Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks    2       
     3. Mempertahankan jarak terapeutik    5       
E    TEHNIK KOMUNIKASI            
     1. Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti    2       
     2. Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat    5       
     JUMLAH    100       



STRATEGI PELAKSANAAN
A.    FASE ORIENTASI

Perawat    : Assalamualaikum bapak.
Pasien    : Waalaikumsalam
Perawat    : Apa bapak masih ingat dengan saya?
Pasien    : iya masih sus, suster dewi kan?
Perawat    : iya betul sekali pak, bapak bayu lebih suka dipanggil siapa?
Pasien    : saya lebih senang dipanggil bayu saja sus.
Perawat    : baik bapak bayu, sesuai dengan janji kita yang kemarin kedatangan saya kesini untuk menjelaskan cara minum obat yang benar untuk bapak. Bagaimana keadaan bapak hari ini? setelah kemarin kita melakukan latihan berkenalan dengan orang lain.
Pasien    : ya,,seperti ini lah sus..saya sudah lumayan dan sedikit tenang.
Perawat    : sudah bagus bapak, saya bisa meminta waktu bapak untuk mengobrol-ngobrol tidak pak, kira-kira 15 menit saja.
Pasien    : iya bisa sus
Perawat    : bapak mau mengobrol dimana?
Pasien    : saya mau di taman saja
Perawat    : baik pak, kita ngobrol di taman saja ya pak nanti saya akan menjelaskan kepada bapak bagaimana cara minum obat yang benar.

B.    FASE KERJA
Perawat    : bapak bayu,saya akan menjelaskan jenis obat yang harus bapak bayu minum. Obat ini jenisnya obat antidepresan. Macam-macam obat yang harus diminum bapak adalah amoxapine dan imipramine.
Pasien    : kapan obat itu harus saya minum sus?
Perawat    : Obat ini bapak minum 3 kali sehari, pada waktu pagi setelah sarapan, siang setelah makan siang dan sore setelah makan sore.
Pasien    : iya sus saya paham.
Perawat    : Bila nanti setelah minum obat mulut bapak bayu terasa kering untuk mengatasinya bapak bisa minum air putih yang banyak atau mengisap-isap es batu.
Pasien    : iya sus. Berapa banyak air yang harus saya minum sus?
Perawat    : kalau mulut bapak sudah terasa tidak kering, bapak boleh tidak minum air lagi.
Pasien    : oh,iya sus.
Perawat    : Sebelum minum obat ini bapak bayu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar nama Bapak bayu tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar. Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya bapak bayu tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Pasien    : iya sus, sudah mengerti.

C.    FASE TERMINASI
Perawat    : Bagaimana setelah kita berbincang-bincang, apa bapak sudah paham betul tentang obat itu?
Pasien    : iya saya sudah paham.
Perawat    : ya sudah terlihat dari raut muka bapak. Apa saja obat yang telah kita bicarakan ?
Pasien    : Namanya obat amoxapine dan imipramine.
Perawat    : Iya, bapak benar.
Bapak bayu saya sudah selesai menjelaskan tentang obat yang bapak minum saya akan kembali ke ruang perawat dan apabila bapak butuh bantuan saya, bapak bisa panggil saya di ruang perawat, dan jangan lupa ya pak obat nya harus di minum secara teratur.
Baik pak bayu, nanti saya akan kembali lagi untuk mengantarkan obat buat bapak dan menunggu bapak sampai bapak meminumnya,mungkin nanti waktu nya sekitar 10 menit dan tempat nya di sini saja ya pak, terima kasih atas kerjasamanya wassalamuaalaikum.
Pasien      : ya sus,trimakasih,,,wa’alaikumsalam…





SP HARGA DIRI RENDAH

SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan  kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian
Fase Orientasi
Perawat    : Assalamu’alaikum, bagaiaman keadaan Ibu Alif hari ini? Ibu Alif terlihat segar.
Pasien    : wa’alaikumsallam, ya seperti ini lah sus seperti yang suster lihat.
Perawat    : Ibu Alif masih ingat dengan saya?
Pasien    : Iya masih suster Nungki kan?
Perawat    : Iya betul sekali sya perawat Nungki. Bagaimana kalu kita bercakap- cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah ibu Alif lakukan? Setelah itu kit akan nilai kegiatan yang masih dapat ibu Alif lakukan dirumahsakit. Setelah ita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih.
Pasien    : ya boleh sus, saya juga bosan tidak melakukan apa –apa dirumah sakit.
Perawat    : Dimana kita duduk? Bagaimana kalau diruang tamu?
Pasien    : iya diruang tamu saja biar segar.
Perawat    : Berapa lama? Bagaimana kalau 20menit?
Pasien    : Ya boleh sus, jangan terlalu lama juga.
Fase Kerja
Perawat    : Ibu Alif, apa saja kemampuan yang ibu Alif dimiliki?
Pasien    : Saya bisa menyulam sus
Perawat    : Bagus, apa lagi?
Pasien    : Bisa nyuci baju sus.
Perawat    : Saya buat daftarnya ya. Apa pula kegiatan ruamah tangga yang biasa ibu Alif lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar? Mencuci piring?
Pasien    : Banyak sus, kalo dirumah ya nyuci baju, nyuci piring, nyapu rumah, nyetrika baju, beres2 tempat tidur, banyak lah sus.
Perawat    : Wah bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatna yangg ibu Alif miliki
Pasien    : Oh pasti...
Perawat    : Ibu Alif dari lima kegiatan ini, yangmana yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah ibu mencuci baju?
Pasien    : Ya ngga bisa sus
Perawat    : Kalau begitu bagaimana jika merapikan tempat tiudr?
Pasien    : Kalau itu ya bisa sekali sus, kan tinggal dirapihin ajah
Perawat    : Kalau menyapu kamar ibu sendiri bagaimana?
Pasien    : Wah itu sih gampang sus.
Perawat    : Bagus sekali ada 2 kegaiatn yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini. Sekarang coba ibu Alif piolih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini.
Pasien    : Yang nomer satu saja sus, merapikan tempat tidur.
Perawat    : Oh,,yang nomer satu, merapikan tempat tidur? Kalau begitu sekarang kita latihan merpikan tempat tidur ibu Alif
Pasien    : Iya sus
Perawat    : Mari kita lihat tempat tidur ibu Alif. Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?
Pasien    : Hee,belum sus, berantakan
Perawat    : Nah sekarang kita belajarr rapihkan. kalau mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.
Pasein    : Pindahkan ke kursi ya sus
Perawat    : Sekarang kita angkat spreinya, dan dan kasurnya kita balik.
Pasien    : Sudah sus
Perawat    : Nah sekarang kita pasang algi spreinya, kita mulai dai arah atas, ya bagus!
Pasien    : Seperti ini ya sus?
Perawat    : Benar sekali ibu Alif. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukan lalu sebelah pinggir masukan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakan disebela atas/kepala.
Pasien    : Disini ya sus?
Perawat    : Iya ibu, dibagian atas. Mari kita lipat selimut, nah letakan sebelah bawah/kaki. Iya betul seperti itu. Ibu Alif sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan tempat tidurnya, bedakan dengan sebelum dirapihkan.
Pasien    : iya sus, lebih rapih dan enak dilihat
Perawat    : Coba ibu Alif lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) jika ibu Alif lakukan tanpa disusrh, tulis B (bantuan) jika diingatkan dan T (tidak ) jika ibu Alif tidak melakukan.
Pasien    : Baik sus
Fase Terminasi
Perawat    : Bagaimana perasaan ibu Alif setelah kita bercakap – cakap dan latihan merapihkan tempat tidur?
Pasien    : Iya lebih tau.
Perawat    : Ibu Alif ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakuka dirumah sakit ini. Slah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah ibu Alif praktekan dengan baik seklai. Nah kemampuna ini dapat dilakukan juga dirumah setelah pulang
Pasien    : Iya sus
Perawat    : Sekarang, mari kita masukan pada jadwal harian ibu Alif. Mau berpa kali sehari merpaihkan tempat tidur?
Pasien    : Dua kali saja sus
Perawat    : Bagus, dua kali yaitu pagi jam 9.00 lalu sehabis istirahta jam 16.00 ya bu?
Pasien    : Iya sus
Perawat    : Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu Alif masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu ibu lakukan di rumah sakit selakin merapihkan tempat tidur?
Pasien    : Menyapu kamar sus
Perawat    : Iya bagus menyapu kamar, kalu begitu kita kan latihan menyapu kamar besok jam 8 pagi sehabis makan pagi. Sampai jumpa, saya pamit dulu ya bu. Kalau ibu butuh bantuan saya bisa panggil saya diruang perwat ya. Assalamu’alaikum.
Pasien    : Iya sus, Wa’alikumsallam



SP 2  Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
         kemampuan  pasien.   

FASE ORIENTASI
Perawat     :    Assalammu’alaikum, bagaimana perasaan bapak robi pagi ini?
Pasien     :    Wa’alaikum salam saya masih merasa minder suster
Perawat     :    Iya bapak masih ingat dengan saya?
Pasien    :    Masih suster vera kan?
Perawat    :    Iya benar, bagaimana pak, sudah dicoba merapiakan tempat tidur sore kemarim atau tadi pagi?
Pasien     :    Sudah sus kemarin sore.
Perawat     :    Bagus kalau sudah dilakukan, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu pak?
Pasien    :    Iya masih melatih kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan saya kan sus?
Perawat    :    Iya benar sekali pak, mau berapa lama pak?
Pasien     :    Jangan lama-lama sus...
Perawat    :    Baik lah pak robi bagaimana kalau 15 menit saja?
Pasien     :    Iya sus
Perawat     :    Sekarang bapak robi ingin melakukan kegiatan apa?
Pasien     :    Saya ingin mencuci piring suster
Perawat    :    Baiklah pak robi sekarang kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini, mari kita kedapur pak?
Pasien     :    Iya mari sus

FASE KERJA
Perawat     :    Iya bapak robi, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas, bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa pak sediakan tempat sampah untuk membunag sisa-sisa makanan
Pasien     :    Iya sus
Perawat     :    Sekarang saya praktekan dulu bapak robi memperhatikan yah?
Pasien     :    Iya sus baik
Perawat    :    Setelah semuanya perlengkapan tersedia, bapak robi ambil satu piring kotor, lalu buang sisa kotoran yang ada di piring tersebut ketempat sampah. Kemudian bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah di berikan sabun cuci piring. Setelah selesai disabun, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun dipiring tersebut. Setelah itu bapak robi bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi dirak yang sudah tersedia di dapur. Selesai deh pak
Sekarang coba bapak robi lakukan?
Pasien    :    Baik sus
Perawat    :    Bagus sekali, bapak robi dapat mempraktekan cuci piring dengan baik, sekarang dilap tangannya pak?
Pasien    :    Iya

FASE TERMINASI
Perawat    :    Bagaimana perasaan bapak robi setelah latihan cuci piring?
Pasien    :    Saya jadi merasa senang bisa mencuci piring
Perawat    :    Iya bapak bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukan menjadi kegiatan sehari-hari?
Pasien     :    Iya boleh sus
Perawat    :    Bapak robi mau berapa kali mencuci piring dalam sehari?
Pasien     :    Tiga kali sehari setelah makan langsung mencuci piring bagaimana sus?
Perawat    :    Iya bagus sekali pak robi mencuci piring tiga kali setelah makan yah?
Pasien     :    Iya
Perawat    :    Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapikan tempat tidur dan mencuci piring. Masih ingat kegitana apakah itu pak robi?
Pasien    :    Iya latiahn ngepel yah sus
Perawat    :    Iya benar sekali pak, mau jam berapa?
Pasien    :    Iya terserah suster saja
Perawat    :    Baik lah besok saya kesini lagi jam     8 pagi yah pak robi?
Pasien    :    Iya
Perawat    :    Kalau begitu sekarang saya permisi dulu terimakasih atas kerjasamanya yah pak robi? Wasalamu’alaikum
Pasien    :    Iya suster sama-sama Wa’alaikum salam



SP 3
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
MEMBUAT PERENCANAAN PULANG BERSAMA KELUARGA

A.    FASE ORIENTASI
Perawat        : Assalamu’alaikum.
Klien        :Wa’alaikum salam.
Perawat        : Apakah bapak anggota keluarga pak Dedi?
Klien    : Yaperkenalkan bapak lupa saya suster Alif Furlimah, saya biasa di panggil suster Alif. Saya yang biasa merawat bapak Dedi disini. Bapak Eko, nama lengkapnya Eko siapa?
Klien        : Eko Apriyanto.
Perawat        : Bapak senang di panggil bapak Eko/mas Eko?
Klien        : Saya senang di panggil pak Eko.
Perawat        : Oh baik saya panggil pak Eko saja.
Klien        : Ya sus.
Perawat    : Pak Eko, tujuan saya kemari saya akan Karena hari ini bapak Eko sudah boleh pulang, maka  kita akan membicarakan jadwal pak Dedi selama di rumah.”
Klien        : Untuk apa sus???5
Perawat    : Tujuannya agar bapak Dedi dapat melakukan kegiatan sehari-hari  rumah sesuai jadwal yang sudah di rencanakan.
Klien        : Oh gituuu..
Perawat        : Bagaimana keadaan pak Eko hari ini??
Klien        : Saya baik,,,
Perawat        : Waktunya kurang lebih selama 20 menit ya pak.
Klien        : Ya ga apa-apa sus..
Perawat        : Tempatnya disini saja atau dimana pak?
Klien        : Ta disini saja sus
Perawat        : Bisa dimulai sekarang pak eko?
Klien        : Ya bisa

B.    FASE KERJA
Perawat        : ”Pak Eko ini jadwal kegiatan pak Dedi selama di rumah sakit.
Klien        : Ya suster.
Perawat        : Coba diperhatikan, apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?”
Klien        : Ada yang bisa ada yang tidak suster.
Perawat    : ”Pak Eko, jadwal yang telah dibuat selama pak Dedi dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan  maupun jadwal minum obatnya.”
Klien        : Baik suster
Perawat    : ”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh pak Dedi selama di rumah.
Klien        : Ya suster.
Perawat    : Misalnya kalau pak Dedi terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.
Klien        : Ya suster.
Perawat        : Jika hal ini terjadi di rumah bisa hubungi perawat Alfi di puskesmas.
”Selanjutnya perawat Alfi tersebut yang akan memantau perkembangan pak Dedi selama di rumah.


C.    FASE TERMINASI

Perawat    : ”Bagaimana Pak Eko? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Pak Dedi untuk dibawa pulang.
Klien        : Sudah jelas suster.
Perawat    : Ini surat rujukan untuk perawat Alfi. Jangan lupa kontrol sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.
Klien        : Ya suster.
Perawat        : Silakan selesaikan administrasinya!”
Klien        : Baik suster.


   

Senin, 12 November 2012

HIPERTENSI

1.    IDENTIFIKASI
A.    Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smith Tom, 1995). Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom,1995).
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama. Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.

B.    Penyebab Hipertensi
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (Cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : (Lany Gunawan, 2001)
1.    Hipertensi Essensial (Hipertensi Primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (Keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b.    Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c.    Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)

2.    Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1.    Penyakit Ginjal
a.    Stenosis arteri renalis
b.    Pielonefritis
c.    Glomerulonefritis
d.    Tumor-tumor ginjal
e.    Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
f.    Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
g.    Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2.    Kelainan Hormonal
a.    Hiperaldosteronism
b.    Sindroma Cushing
c.    Feokromositoma
3.    Obat-obatan
a.    Pil KB
b.    Kortikosteroid
c.    Siklosporin
d.    Eritropoietin
e.    Kokain
f.    Penyalahgunaan alkohol
g.    Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4.    Penyebab Lainnya
a.    Koartasio aorta
b.    Preeklamsi pada kehamilan
c.    Porfiria intermiten akut
d.    Keracunan timbal akut.

C.    Tanda dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Edward K Chung, 1995)
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
1.    Sakit kepala
2.    Kelelahan
3.    Mual
4.    Muntah
5.    Sesak nafas
6.    Gelisah
7.    Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.











D.    Pathways
PATHWAYS HIPERTENSI

 Diabetes Mellitus        Rokok               NA>>               Stres

  Viksositas darah        Nikotin    Mengangkat H2O    Vasokonstriksi
     meningkat                                   pembuluhdarah

Aliran darah lambat        Agregasi        Trombus
                trombosit

Mudah mengendap        Menempel
       dipembuluh darah

  Terjadi endapan           Plaque
       (lipid)

    Trombus                  Menyumbat
                   pembuluh darah

                    Arterosklerosis
           
                     Aliran darah

                    HIPERTENSI

Nyeri/sakit kepala                        Kelelahan aktivitas

      Nyeri akut                           Kelelahan


E.    Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1.    Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a.    Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1.    Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2.    Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3.    Penurunan berat badan
4.    Penurunan asupan etanol
5.    Menghentikan merokok
6.    Diet tinggi kalium
b.    Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
1.    Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
2.    Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220–umur.
3.    Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
4.    Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
5.    Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a.    Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b.    Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
c.    Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2.    Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
a.    Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b.    Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
1) Dosis obat pertama dinaikan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c.    Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d.    Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3.    Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
a.    Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b.    Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c.    Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilita
d.    Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
e.    Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
f.    Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
g.    Ikut sertakan keluarga penderita dalam proses terapi
h.    Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
i.    Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 X sehari
j.    Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
k.    Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
l.    Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
m.    Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
n.    Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.

2.    IDENTIFIKASI KONDISI YANG TERKAIT DENGAN KELUARGA YANG BERPENGARUH TERHADAP APA YANG PERLU DIGALI ATAU DIKAJI PADA KELUARGA
Kondisi yang terkait adalah :
a.    Karena berbagai masalah yang dapat menyebabkan stress
b.    Karena mengkonsumsi makanan yang dapat memicu kerja jantung seperti kebiasaan makan daging (kambing)
c.    Pola hidup yang tidak sehat (merokok) dan obesitas

3.    IDENTIFIKASI MASALAH ATAU DIAGNOSA NANDA
4.    IDENTIFIKASI TINDAKAN KEPERAWATAN YANG BISA DIDELEGASIKAN KEPADA KELUARGA
Tindakan keperawatan yang bisa didelegasikan kepada keluarga :
a.    Mengajarkan kepada keluarga tentang menu makanan yang tepat untuk penderita Hipertensi (diit)
b.    Mengajarkan pola hidup sehat pada klien (jangan mengkonsumsi alkohol dan menghindari rokok)
Tindakan keperawatan yang tidak bisa dilimpahkan kepada keluarga :
a.    Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (mengukur tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu)
5.    EVALUASI
Strategi :
a.    Penkes